Pada bagian awal, kali ini saya akan menyampaikan model Thinking Based Learning yang kami pahami selama perkuliahan dari Prof. Zahari Othman. Permodelan dari Thinking Based Learning sebagaimana yang disampaikan oleh Prof Zahari Othman adalah seperti pada gambar berikut ini.
Teaching based learning merupakan sebuah pendekatan pengajaran (approach) dimana guru memasukkan keterampilan berfikir ke dalam isi dari kegiatan pembelajaran. Keterampilan berfikir tersebut adalah keterampilan berfikir kritis dan kreatif. Keterampilan berfikir kritis adalah keterampilan untuk menganalisa serta menilai sebuah keyakinan atau tindakan berdasarkan alasan dan bukti yang tersedia. Sedangkan keterampilan kreatif yakni keterampilan dalam mengembangkan ide, data, temuan sehingga menjadi sebuah ide baru berupa sebuah pencerahan (invention). Adapun teknik pengajaran yang digunakan dalam TBL antara lain Open Compare and Contrast, Parts – Whole Relationship, Skillful Prediction, Skillful Decision Making, Skillful Problem Solving.
Selanjutnya bagaimanakah proses berfikir itu? Dalam proses berfikir, terdapat beberapa tahapan. Tahapan awal merupakan proses berfikir tingkat dasar. Proses tersebut diawali dari pengamatan (observation), menganalisis (analysis) dan menyimpulkan (conclusion/generalization. Selanjutnya pada tahap berikutnya yakni proses berfikir lebih lanjut yang melibatkan ketrampilan berfikir kreatif. Proses tersebut merupakan kelanjutan dari proses tingkat dasar. Setelah membuat simpulan, proses berikutnya adalah refleksi (reflection) yang dilanjutkan dengan menganalisa ulang (re analyze). Selanjutnya proses evaluasi, dan synthesis dan hasilnya berupa inovasi.
Apa kaitan antara keterampilan berfikir kritis dan kreatif dengan keterampilan abad 21. Keterampilan berfikir kritis dan kreatif merupakan bagian dari keterampilan yang dibutuhkan bagi siswa dalam menghadapi tantangan abad 21. Keterampilan berfikir kritis dan kreatif dilengkapi dengan keterampilan bekerjasama (collaboration) dan mengomunikasikan (communication) menjadikan siswa siap dalam menghadapi tantangan abad 21.
Berikutnya, apa yang harus dilakukan dalam pelaksanaan TBL. Yang harus dilakukan adalah guru harus mengajarkan bagaimana siswa berfikir, bukan apa yang harus dipikir. Guru harus menyiapkan siswa sebagai seorang pemecah masalah (problem solver) yang inovatif dan pengambil keputusan yang baik (decision maker). Obatnya adalah ajarkan siswa keterampilan berfikir sebagaimana isi materi.
Berikutnya, apa saja yang diperlukan dalam TBL. Yang pertama adalah keterampilan berfikir (thinking skills), berikutnya tabiat berfikir (habits of mind) dan yang terakhir adalah kemampuan metakognisi (metacognition).
Salah satu yang diperlukan dalam TBL adalah tabiat berfikir (habits of mind). Apakah HOM itu? "Tabiat Berpikir" berarti memiliki kecenderungan untuk berperilaku cerdas ketika dihadapkan dengan masalah, jawaban yang tidak segera diketahui. HOM pertama kali diperkenalkan oleh Costa pada tahun 2000. Selanjutnya oleh Perkin pada tahun 2012 dikembangkan sebagai Thinking Routine.
Terdapat 16 HOM yakni:
1. Persisting (mampu bertahan, tekun dalam tugas, tidak mudah menyerah, tahan menghadapi resiko)
2. Managing impulsivity (mampu bertindak dengan baik, dorongan hati sesaat, tidak tergesa gesa)
3. Listening with understanding and empathy (mampu mendengarkan orang lain, berempati terhadap orang lain)
4. Thinking flexibly (berfikir fleksibel, bukan berarti tidak disiplin melainkan tidak kaku)
5. Metacognition (berlatih memaksimalkan otak dengan konsentrasi)
6. Striving For Accuracy (kemampuan untuk tidak berbohong)
7. Question and posing problem (kemampuan memiliki rasa ingin tahu, menemukan pemecahan masalah dengan bertanya)
8. Applying New Knowledge to New Situation (menerapkan pengetahuan lama pada situasi baru, memanfaatkan ilmu dalam kehidupan)
9. Thinking And Communicating with Clarity and Precision (kemampuan berkomunikasi untuk berfikir)
10. Gathering Data Through all Sense (mengumpulkan data dengan seluruh panca indera)
11. Creating, Imagining and Innovating (mengembangkan ide-ide baru dengan menemukan, menciptakan berimaginasi sebuah idea tau gagasan)
12. Responding with wonderment and awe (menanggapi dengan rasa kekaguman.
13. Taking responsible risk (mampu bertanggung jawab terhadap resiko)
14. Finding humour (santai dan enjoy)
15. Thinking interdependently (mampu bekerjasama dengan teman lain)
16. Remaining open to continuous learning (tidak berhenti belajar, mengakui ketidaktahuan)